Selasa, 15 Juni 2010

Penyerahan/Pengiriman Produk

PENYERAHAN/PENGIRIMAN
PRODUK

Diskripsi Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi (chanel of distribution) yang akan digunakan dalam rangka usaha penyaluran barang/jasa tersebut, sebelum melakukan proses penyerahan dan pengiriman produk kepada pelanggan, maka harus dilakukan konfirmasi dahulu terhadap pelanggan mengenai barang yang telah dikirim atau diserahkan, untuk itu dibutuhkan pengetahuan dalam hal spesifi kasi produk, pengetahuan tentang tata cara pengemasan produk, tata cara kalkulasi harga, pengisian bukti-bukti perhitungan harga, tata cara pengisian format penjualan dan sistem alat distribusi.
Setiap perusahaan harus menyimpan barang-barang jadinya sampai terjual di gudang, fungsi penyimpanan mutlak diperlukan karena siklus produksi dan kosumsi jarang bisa sesuai. Gudang pun dapat dipakai untuk mengolah, menyortir, membungkus serta mengepak barang-barang yang akan dikirim dan diserahkan kepada pelanggan, semua itu harus sesuai dengan S.O.P perusahaan. Untuk itu seorang Tenaga Penjual harus memahami tentang pengiriman produk kepada pelanggan di antaranya: pengisian formulir pengiriman dan penerimaan barang serta tata cara penerimaan pembayaran.

1. Mempersiapkan Barang yang Diserahkan
atau Dikirim
Pendahuluan
Setiap perusahaan barang dan jasa tidak akan terlepas dari masalah penyaluran barang yang dihasilkan atau barang yang akan dijual kepada masyarakat. Para produsen berhak menentukan kebijaksanaan distribusi yang akan dipilih dan disesuaikan dengan jenis barang serta luasnya armada penjualan yang akan digunakan, jika perusahaan berada dalam persaingan yang semakin tajam, perusahaan harus segera mengadakan penelitian terhadap pasarnya. Penelitian pasar tersebut bertujuan untuk mengetahui kebutuhan serta selera konsumen dan jika mungkin menstimulir permintaan serta menciptakan langganan. Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam marketing apabila perusahaan tersebut dapat memasarkan barang-barangnya secara luas dan merata dengan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Pada umumnya kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitan baik di pihak konsumen maupun produsen, kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan yang telah ditentukan tidak dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan, dalam pelaksanaan pengiriman barang kepada pembeli biasanya diatur berdasarkan syarat-syarat tertentu sesuai kesepakatanantara penjual dan pembeli, praktik penyerahan dan pengiriman barang diatur berdasarkan ketentuan dan kebiasaan dari perusahaan yang bersangkutan.Penyerahan dalam pengertian biasa dapat diartikan sebagai pemindahan barang yang dijual dari seorang penjual ke dalam kekuasaan pembeli, kemudian dalam pengertian secara hukum, penyerahan barang adalah suatu pernyataan kehendak, antara lain untuk melepaskan dan memindahkan suatu hak kepada orang lain, secara yuridis penyerahan barang biasanya tergantung pada sifat barang yang akan diserahkan yaitu:
  1. Untuk barang nyata yang bergerak (Movable goods), penyerahan secara yuridis dilakukan dengan pemindahan barang atau penyerahan kunci tempat menyimpan barang kepada pembeli, contoh TV, lemari, kulkas dan lain lain.
  2. Untuk barang nyata yang tidak bergerak (unmovile goods), penyerahan secara yuridis dilakukan dengan jalan membuat akta resmi pemindahan hak milik atas barang yang tidak bergerak, contoh sebidang tanah.

Syarat-syarat Penyerahan barang
a. Syarat-syarat penyerahan barang meliputi ketentuan mengenai pelaksanaan
penyerahan barang yang berkaitan dengan:
  1. tempat tujuan barang
  2. waktu pengiriman barang
  3. ongkos angkut barang
b. Perhatian utama dalam penyerahan barang antara lain:
  1. ke mana barang harus dikirim?
  2. diambil sendiri oleh pembeli atau dikirim oleh penjual?
  3. siapa yang harus menanggung ongkos kirim?
  4. kapan barang harus dikirim?
c Waktu pengiriman/penyerahan barang dapat diatur sebagai berikut
  1. langsung seketika disebut sebagai prompt
  2. pada waktu tertentu
  3. bertahap
Mengenai tempat tujuan pengiriman barang dapat ditentukan apakah barang itu dikirim sampai ke tempat (gudang) pembeli ke rumah ke stasiun atau pembeli akan memgambil sendiri, hal itu tergantung persetujuan, demikian pula dengan waktu pengiriman/penyerahan barang diatur sesuai kesepakatan kedua belah pihak, waktu penyerahan dapat dilakukan langsung seketika, pada waktu tertentu atau bertahap. Bagi barang yang sudah tersedia di gudang penjual penyerahan barang dapat dilaksanakan langsung seketika dalam waktu yang pendek sekali, penyerahan barang dari penjual kepada pembeli berdasarkan waktu tertentu dengan menyebutkan tanggal, bulan dan tahun pengiriman/penyerahan barang, sebelumnya keadaan barang yang ditawarkan kepada pembeli harus dijelaskan secara rinci (medetail) yaitu antara lain mengenai:

  1. Jenis dan macam barang, Mengenai jenis dan macam barang biasanya dijelaskan dengan menyebutkan nama barang atau mereknya.
  2. Kualitas barang, Mengenai kualitas barang dapat dijelaskan dengan menyebutkan kelas barang, spesifi kasi barang, type barang atau dengan menjelaskan teknis maupun contohnya: Televisi Sharp 20 inci, type portabel, automatic dengan pencari gambar sistim remote
  3. Banyaknya barang, Banyaknya barang dapat dinyatakan dengan menggunakan ukuran tertentu, seperti kg, ton, liter, meter, yard, unit (satuan) dan sebagainya dan jika suatu barang ditentukan dengan kira kira disebut ”circa“ perkiraan ini harus diikuti dengan penjelasan tambahan mengenai lebih dan kurangnya ukuran/berat barang tersebut dengan penunjuk persentase, contoh, circa 1 ton 2% artinya barang yang diserahkan berjumlah /seberat antara 0,98 ton (980 kg) sampai dengan 1,02 ton (1,020 kg)
A. Klasifi kasi Barang
Sebelum membahas mengenai proses penyerahan dan pengiriman produk, terlebih dahulu akan dibahas spesifi kasi, klasifi kasi dari barang, sifat barang dan sifat pembayaran. Hal ini penting artinya dalam pemilihan saluran distribusi yang akan dipergunakan dalam pengiriman barang kepada pelanggan.
Pengertian barang ”Suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya”. Ditinjau dari segipemasaran, defi nisi di atas dipandang sesuai karena tidak sekadar mengemukakan sifat fisik dan kimia saja, melainkan dikaitkan dengan pemuasan kebutuhan dan keinginan.
Jenis barang dibagi berdasarkan:
  1. Tujuan pemakai oleh si pemakai, yaitu: barang konsumsi dan barang industri.
  2. Tingkat konsumsi dan kekonkretannya, yaitu: barang tahan lama dan barang tidak tahan lama dan jasa.
  3. Pengaruh psikologisnya, yaitu barang fungsional dan barang hedonis dan barang anxiety.
  4. Karakteristiknya.
Barang-barang konsumsi dibagi menjadi:
1. Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate of consumption) dan
kekonkretannya (tangibility).

  • Barang tahan lama, yaitu: barang konkret yang dapat dipergunakan berulang-ulang misalnya TV, sepatu, mobil dan lain sebagainya.
  • Barang tidak tahan lama, yaitu: barang konkret yang hanya dapat digunakan satu atau beberapa kali, misalnya daging, sabun, ikan, beras dan lain sebagainya.
  • Jasa, yaitu: kegiatan manfaat atau kepuasan yang dijual, misalnya: pangkas rambut, dokter dan lain sebagainya.
2. Penggolongan selanjutnya berdasarkan:
  • Kebiasaan membeli, konsumen dengan mengorbankan waktu dan tenaga seminim mungkin, misalnya: kebutuhan dapur dan lain sebagainya.
  • Barang shopping, yaitu: barang-barang yang dibeli setelah terlebih dahulu membanding-bandingkan kecocokan, kualitas, harga dan modal antara barang-barang sejenis, misalnya pakaian jadi, sepatu, perabot rumah tangga, dan lain-lainnya.
  • Barang Speciality, yaitu: barang-barang yang mempunyai karaktristik yang unik, untuk kelompok pembeli tertentu bersedia melakukan usaha-usaha istimewa untuk mendapatkannya, misalnya: benda-benda kolektor, antik dan lainnya.
Penggolongan dan barang konsumsi di atas didasarkan pada kebutuhan untuk mendapatkan barang konsumsi itu, penggolongan berdasarkan tingkat kecepatan konsumsi kurang dapat menunjukkan apakah barang itu barang jadi atau bahan mentah.
Konsumen membeli tidak hanya sekadar kumpulan atribut fisik saja, tetapi pada sasarannya mereka membayar sesuatu untuk memuaskan keinginannya, dengan demikian bagi suatu perusahaan yang bijaksana bahwa menjual manfaat (benefit) produk tidak hanya produk saja (manfaat intinya) tetapi harus merupakan suatu sistem. Ciri khas yang membedakan barang satu dan lainnya dapat dilihat dari spesifi kasinya, spesifi kasi produk adalah berupa rincian-rincian keterangan dari sebuah produk maupun jasa.
Untuk barang-barang yang dikemas biasanya dalam kemasannya dicantumkan label-label yang berupa artikel, brand, dan informasi lainnya, keterangan yang dicantumkan itu merupakan spesifi kasi produk tersebut.

1. Sifat Barang

Sifat barang itu sendiri dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan seluruh distribusi yang harus ditempuh. sifat barang ini dapat berupa cepat tidaknya barang tersebut mengalami kerusakan. Barang yang lekas rusak misalnya sayur-sayuran segar, susu segar, cenderung menggunakan mala rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. barang-barang yang nilainya cepat turun, apabila tertunda penyampaiannya kepada konsumen, misalnya surat kabar, majalah, barang-barang mode dan lain sebagainya juga cenderung menggunakan mata rantai distribusi yang pendek atau langsung.
Barang-barang yang volumenya besar atau timbangannya berat produsen sebaiknya menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Sebab apabila produsen menggunakan mata rantai saluran distribusi yang panjang, akan menambah ongkos pengangkutan sehingga menyebabkan harga kepada konsumen menjadi tinggi. Barang-barang yang memerlukan penjelasan teknis yang mendetail ataupun membutuhkan after-sales service, cenderung pula menggunakan mata rantai saluran distribusi pendek. misalnya barang-barang teknis dalam penggunaan, yaitu komputer, atau yang membutuhkan after-sales service seperti mobil atau mesin-mesin pabrik.

2. Sifat Pembayarannya
Dalam pemasaran barang, ada barang-barang tertentu yang memerlukan penyebaran seluas-luasnya baik secara vertikal maupun horizontal. Biasanya barang-barang tersebut merupakan kebutuhan umum, harga per unit rendah serta pembelian dari setiap konsumen relatif kecil. Barang-barang semacam ini perlu disebarkan seluas-luasnya karena konsumen lebih senang jika barang-barang tersebut dapat dibeli disekitar tempat tinggalnya yang tidak begitu jauh atau pada waktu perjalanan mudah untuk membelinya. Barang-barang seperti ini misalnya rokok, garam, korek api, obat-obatan bebas dan sebagainya.
Untuk barang-barang ini produsen cenderung menggunakan saluran distribusi yang panjang. Sebaliknya untuk barang-barang yang tidak memerlukan penyebaran seluasnya sebab konsumen terbatas, cenderung menggunakan saluran distribusi pendek. Misalnya, alat-alat musik, TV, radio dan sebagainya.

3. Biaya
Secara umum, mata rantai saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mendorong harga jual yang tinggi dan selanjutnya dapat menggangu kelancaran penjualan barang-barang tersebut. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap mata rantai menginginkan keuntungan yang layak sebagai imbalan dari kegiatan mereka.
Untuk menekan harga penjualan maka perusahaan harus rela untuk mendapatkan keuntungan yang tipis atau mengusahakan agar komisi dari mata rantai tersebut menjadi lebih kecil. Meskipun demikian, kebijaksanaan ini tidak terlalu mutlak. Misalnya perusahaan tersebut omzet penjualannya terlalu kecil baik dalam unit maupun rupiah, sedangkan pembayarannya adalah sangat luas karena kebutuhan umum. Maka kebijaksanaan saluran distribusi pendek atau langsung justru menimbulkan harga per unit lebih tinggi. Dalam praktiknya, perusahaan-perusahaan besar cenderung untuk menggunakan saluran distribusi pendek. Sebaliknya perusahaan kecil cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, kecuali bila pemasaran perusahaan tersebut hanya bersifat lokal dan terbatas.

4. Modal
Sifat suatu barang terutama barang-barang industri harus dapat mendorong agar barang tersebut dapat diterima oleh konsumen atau lembaga industri. Salah satu caranya adalah menjual barang-barang tersebut secara konsinyasi atau piutang dalam tempo tertentu. Hal ini memerlukan dana yang tidak kecil. Kalau kita menggunakan grosir atau agen mungkin masalah modal sebagaimana kalau kita menjual langsung kepada pengecer.

5. Tingkat Keuntungan
Persaingan yang makin tajam dapat mendorong penjualan menjadi rendah. Dalam keadaan demikian tingkat keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Apabila perusahaanmenggunakan mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang, dapat menyebabkan harga ke konsumen menjadi lebih tinggi, dan ini mengganggu penjualan barang tersebut. Perusahaan yang kebetulan tingkat keuntungannya lebih tinggi akan lebih loss dalam menentukan saluran distribusinya, sebab walaupun perusahaan menetapkan mata rantai saluran distribusi yang panjang, tetapi karena keuntungan masih cukup tinggi, maka harga sampai ke konsumen masih dapat bersaing.

6. Jumlah Setiap kali penjualan

Suatu barang tertentu mungkin setiap kali penjualan dilakukan dalam jumlah relatif besar meskipun jumlah konsumennya relatif kecil. Misalnya bahan-bahan bangunan bahan-bahan untuk proses produksi selanjutnya, misalnya kulit untuk perusahaan sepatu dan sebagainya. Untuk barang-barang seperti ini perusahaan cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek sebab dengan cara ini harga jual kepada konsumen dapat ditekan serendah-rendahnya dan jumlah konsumenyang dihubungi tidak begitu banyak. Untuk penjualan langsung kepada konsumen pemakai biasanya pabrik-pabrik, perusahaan biasanya menawarkan langsung kepada pabrik yang bersangkutan atau bila tidak langsung biasanya menggunakan perantara atau makelar. Untuk penjualan yang ditujukan kepada konsumenperorangan. Perusahaan langsung menjual kepada pengecer.
Pendapat di atas menekankan perlunya suatu analisis atas faktor-faktor yang menyangkut masalah fungsi-fungsi marketing, jenis-jenis barang serta keinginan konsumen, kemudian baru dapat menentukan pilihannya terhadap saluran distribusi yang dianggap tepat. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Pertimbangan pasar
  1. Konsumen atau pasar industri
  2. Jumlah pembeli potensial
  3. Pasar secara geografi s
  4. Jumlah pesanan
b. Pertimbangan produk
  1. Nilai unit
  2. Besar dan berat
  3. Mudah rusak
  4. Sifat teknis
  5. Produk standar dan pesanan
  6. Luasnya produk line
c. Pertimbangan perusahaan
  1. Sumber pembelanjaan
  2. Pengalaman dan kemampuan manajemen
  3. Pengawasan saluran
  4. Pelayanan yang diberikan oleh perantara
d. Pertimbangan perantara
  1. Pelayanan yang diberikan oleh perantara
  2. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen
  3. Volume penjualan
  4. Ongkos
B. Mengidentifi kasi produk yang dibeli Pelanggan
Sebagai penjual kita harus mencek ulang kepastian produk yang ditawarkan ke konsumen/pelanggan dengan cara menanyakan kembali untuk menyamakan ada kesalahan penulisan nama barang atau kesalahan spesifi kasi barang pada surat pesanan, usaha yang dilakukan penjual untuk mempersamakan atau meneliti dan menetapkan barang mana yang sesungguhnya yang akan dibeli pelanggan dapat dilakukan dengan cara meneliti hal hal berikut.
  1. Nama barang barang yang dipesan pelanggan.
  2. Mencek spesifi kasi barang yang dipesan.
  3. Mencek jumlah barang yang dibutuhkan.
  4. Mencek kembali harga satuan barang.
  5. Mencek kembali jumlah harga yang harus dibayar pelanggan.
  6. Memberikan cap dan tanda tangan/paraf sebagai pembuktian legalisasi pada faktur penjualan.
  7. Mencek jumlah keseluruhan harga yang harus dibayar pelanggan.
  8. Memberikan slip faktur yang diperuntukan bagi pembeli dan menyimpan yangdiperuntukan buat arsip.
Faktur penjualan dapat dibuat dua atau tiga rangkap; untuk pembeli, untuk penjual, dan untuk arsip. Untuk memudahkan dalam pengecekan barang tiap unit dapat saja kita menggunakan tanda, misalnya check list ataupun tanda yang lainnya pada masing-masing barang yang telah dicek atau dirinci.
Apabila waktu pengidentifi kasian barang pelanggan tidak ada di tempat, karena pemesanan dilakukan melalui telepon, faksimil, atau surat pos dan barang akan dikirimkan pada pelanggan menggunakan kendaraan maka proses idetifi kasi barang adalah dua kali.
  1. Pengidentifi kasian pertama pada waktu pengiriman sebelum barang dikemas dan dimasukan ke alat angkut transportasi.
  2. Pengidentifi kasian kedua pada waktu barang diserahkan pada pembeli.
Untuk menyamakan identifi kasi barang saat pemesanan dan pengiriman, maka tanda check list dapat dibuat dua kali pada kolom yang berbeda, untuk variasinya tidak ada baku artinya dapat berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya.
Selain mengidentifikasi barang yang dibeli pelanggan, penjual juga perlu mengidentifi kasi pelayanan yang diberikan pada pembeli.
  1. Mengidentifikasi sistem pembayaran yang selama ini diberikan padalangganan.
  2. Mengidentifi kasi sistem penyerahan barang yang selama ini kita laksanakan.
  3. Mengidentifi kasi kerusakan atau kecacatan barang yang dibeli pelanggan.
  4. Mengidentifi kasi perhitungan jumlah uang yang jarus dibayar pelanggan, bila terjadi kesalahan perhitungan.
C. Kemasan yang Digunakan untuk Membungkus Produk yang Dibeli
Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak toko/swalayan sudah puluhan jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayan untuk menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merek, dan kemasannya.
Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi danmembungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

1. Bentuk pengemasan
Berbagai macam bentuk bahan kemasan bisa ditemukan dipasar dewasa ini antara lain: Envelopes, pouches, bags, carton, box, bottle, jar, vial, barrel, drum, overwrap, sleeve, blister, strip dan lain-lain. Barang konsumsi umumnya dikemas dalam bentuk kemas unit, sebagai bentuk yang praktis dan ekonomis dalam praktik. Umumnya, kemas unit distribusikan dalam bentuk kelompok dengan cara over wrapping. Barang industri terutama dikapalkan secara bulk dengan alat bantu barrel, drum, jerrycan atau tanki dan lain-lain.

a. Persayaratan dari suatu pengemasan:
1. Kemasan harus bisa mewadahi produk
Bentuk fisik dari suatu bahan kemasan, harus didesain sedemikian rupa agar mudah diisi, dan memenuhi persyaratan hukum dan ekonomi serta dapat ditutup secara efektif. Kemasan yang dikapalkan dalam fungsi sebagai pengemasan luar agar dimensinya konsisten sesudah diwadahi dan dikemas agar selama pengapalan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Penambahan bahan promosi ataupun bahan suplemen lainnya perlu diwaspadai agar tidak terjadi bentuk yang kurang menarik. Pengisian ke dalam wadah harus diperhatikan jangan sampai terjadi terlalu penuh ataupun kurang. Bahan kemasan harus didesain, mampu menahan tekanan maupun vibrasi selama dalam perjalanan.
Pengisian bahan yang agak berdebu, sering kali membuat masalah pada pengisian dan penutupan wadah, sehingga bahan ataupun media adhesive, haruslah dipilih secara selektif. Melalui bahan pengemasan dan produk tertentu bisa terjadi muatan elektrastatik dalam melengkapi static elimination pada mesin pengemasan.
Produk cair yang dikemas, umumnya memiliki berat jenis yang bervariasi, viscositas, penguapan, serta pembentukan gelombang udara dan sebagainya. Akibat dari adanya fenomena tersebut perlu diwaspadai agar diperoleh hasil yang optimal dalam proses pengemasan, baik wadah kemasan maupun mesin pengemasan didesain spesifik. Sifat stretching dari material tertentu, agar diperhatikan dalam perencanaan, misalnya dalam proses produk barang dari polyethilen fi lm, untuk pekerjaan shrink fi lm diperlukan alat khusus untuk pengaplikasiannya.

2. Kemasan harus bisa melindungi produk
Keadaan lingkungan seperti suhu yang tinggi dan rendah, maupun humidity yang tinggi rendah, bisa menyebabkan kegagalan terhadap fungsi kemasan secara efektif. Humidity yang tinggi bisa melemahkan kekuatan dari corrugated box dan bisa juga menyebabkan lepasnya ikatan/kelengketan dari beberapa adhesive. Stabilitas dimensi dari film pada umumnya sangat terbatas pada suhu yang maximal.
Di bidang industri kalengan (can), kemasan harus diseal rapat dengan produk di dalamnya, dapat bertahan terhadap panas, goncangan serta tekanan yang diberlakukan. Seal harus tetap
efektif selama berlakunya produk yang mewadahi. Bahan kemasan harus mampu menahan tekanan proses distribusi, transparansi dan handling. Penggunaan bahan yang tepat dan didesain yang sesuai akan memperkecil kemungkinan kerusakan.
Daya tahan terhadap thermal shock, untuk industri tertentu harus diperhitungkan sebagai contoh dalam pasteurisasi produk retort serta pendinginan cepat pada produk can. Kemasan harus didesain untuk bisa menghindari terjadinya pengrusakan ataupun pencurian, selama proses distribusi. Disainnya sedemikian rupa dapat memenuhi fungsinya dan tidak berbahaya bagi konsumen.
Dapat disimpulkan bahwa proteksi tersebut meliputi proses produk yang bersangkutan selama transit, pergudangan, retail sale, dan yang terpenting selama digunakan oleh konsumen. Proteksi diperlukan juga terhadap kondisi udara, pencurian, cahaya, panas, serta akibat
kerusakan mekanis.
Dalam keadaan tertentu diperlukan pula proteksi terhadap serangga, dan microorganics lainnya. Efek dari fabrikasi, menyebabkan kelemahan pada bagian tertentu dari bahan kemasan, seperti creasing dari bag, kelemahan bagian film yang berdekatan dengan seal line, perforasi pada karton, tear strips pada kemas corrugated box, bahu dari blown bottle dan sebagainya. Kemasan perlu ditest pada bagian yang lemah. kerusakan oleh lingkungan, umumnya disebabkan karena sempurna barrier propertisi dari kemasan.
Material yang digunakan harus mampu menahan keluarnya uap air ke dalam kemasan. Untuk material tertentu, penetrasi dari uap air masih ditoleransi pada keadaan tertentu, tetapi menghambat penetrasi gas ataupun bahan yang mudah menguap. Glass dan logam praktis tak dapat dipenetrasi oleh gas maupun uap air, tetapi dalam praktik sering kali sifat tersebut bisa diperoleh melalui kombinasi material fleksible (kemasan fleksibel).

3. Kemasan harus bisa menjual produk
Yang terutama, kemasan harus bisa menunjukkan identitas dari produk. Sistem distribusi serta teknik perdagangan yang modern mempersyaratkan agar produk bisa diidentifi kasikan dalam sekilas pandang. Informasi yang diharapkan bisa ditampilkan kemasan adalah sebagai berikut.
  • Deskripsi singkat dari produk.
  • Indentitas brand name.
  • Nama dagang.
  • Perusahaan, logo, dan nama produsen.
  • Isi, berat atau volume.
  • Petunjuk pemakaian.
  • Ilustrasi yang menggambarkan produk.
  • Harga.
Ukuran atau unit kuantitas per package adalah hal yang perlu diperhatikan. Hasil riset pemasaran merupakan hal yang menentukan tentang ukuran yang dapat memenuhi keinginan pelanggan. Ukuran pengemasan untuk transparansi harus disesuaikan dengan pola
distribusi.
Ukuran untuk kepentingan transportasi jangan terlalu berat, untuk keamanan dan kemudahan dalam handling. Di samping identifikasi dasar, kemasan harus bisa menarik perhatian konsumen untuk membeli. Kemasan harus merupakan rantai terakhir dalam kegiatan
iklan dan display dan harus bisa bermakna pesan promosi.
Merupakan hal yang penting juga adalah hasil pemotretan kemasan, yang bisa digunakan menjadi media iklan yang efektif. Bentuk dan dimensi harus dirancang secara teliti untuk bisa didisplay dengan baik, penempatan dalam shopping bag serta penyimpanan di tempat konsumen. Kemasan agar bisa mewakili produk secara keseluruhan. barang yang murah supaya diwadahi kemasan yang ekonomis, sedang barang yang berkualitas tinggi, menggunakan kemasan prestige.
Transparansi material, dapat digunakan untuk produk yang menarik, agar mudah diidentifi kasikan oleh konsumen. Sales appeal, menjadi hal yang penting, bahkan menjadi lebih penting karena dengan meningkatnya supermarket dan toko swalayan.

4. Biaya yang minimal secara keseluruhan
Biaya kemasan yang minimal secara keseluruhan tidak hanya mencakup biaya kemasan saja. waktu, biaya kerja, biaya material, dan biaya transportasi adalah keseluruhan yang mencakup over all cost, di samping itu termasuk biaya dari produk yang gagal mencapai tujuan dalam kondisi memuaskan akibat kemasan yang tidak efektif. Sebagai contoh dalam pengepakan dan pengangkutan dari barang keramik. Bisa saja nilai kerusakan yang terjadi, bisa melampaui
biaya yang dihemat karena tidak menggunakan kemasan yang tidak semestinya.
Penggunaan bahan kemasan yang berlebihan tidak juga disarankan, karena akan meningkatkan biaya. Tetapi selanjutnya penggunaan bahan kemasan yang tidak memadai akan merugikan, karena produk yang diwadahi bisa rusak dalam pengangkutan dan penyimpanan. Bila produk tersebut sudah sampai ke tangan konsumen dan terjadi hal tersebut, akan merusak citra dari produk dan perusahaan yang bersangkutan.

2. Klasifi kasi Bahan Pengemasan
Bahan pengemasan klasifi kasinya lebih dititikberatkan pada bahan bakunya yang dipergunakan untuk membuatnya, bahan baku yang dipergunakan untuk membentuknya adalah terutama, kertas, paperboard, cellophane, plastic, logam, glass, kayu, tekstil dan sebagainya.
Bahan baku tersebut tidak selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal tetapi sering dalam bentuk kombinasi seperti kertas dilapisi plastik, cellophane dengan plastik dan aluminium foil. sering juga klasifi kasi didasarkan pada bentuk seperti fl exible packaging ataupun rigid packaging.
Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastik lainnya. sebagai akibat pertimbangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastik lainnya antara lain adalah Oriented Polypropylene Film.
Synthetic Plastic pemakainya terus meningkat dalam bentuk fi lm, sheet, blow molded bottles, injection molded container, produk extrusion laminasi, stretch fi lm and foam product. Logam digunakan dalam bentuk two pieces dan three pieces steel dan aluminium can, tube logam, aluminium foil drum, dan lain-lain. produk kayu digunakan dalam pengemasan dalam bentuk carton boxes, barrel dan frame kayu.
Tekstil digunakan dalam bentuk kantong dari kain dan kantong anyaman dari jute atau kapas. sering juga masih digunakan komposite material yang agak sulit diklasifi kasikan.
Kertas dan paper board serta logam masih memiliki peran yang stabil di bidang pemasaran bahan pengemasan. Plastics mulai meningkat perannya sedang glass agak berkurang aplikasinya.

3. Prinsip Pengemasan
Banyak prinsip yang diterapkan terhadap pengemasan, yang kemudian dapat diartikan pada beberapa fungsi dan aplikasi, prinsip atau yang dapat kita garis bawahi adalah:
”Pengemasan dapat dianggap sebagai suatu bagian dari proses produktif dan aspek ekonomi dari produksi dan tidak bisa hanya dianggap hanyalah sebagai suatu kegiatan produksi saja,tapi harus memerhatikan juga kegiatan operasi lainnya yang diperlukan sebelum produk sampai kepada pelanggan. Hanya dengan cara ini keseimbangan antara beberapa factor yang diperlukan yang terkadang saling berlawanan dapat dicapai.”
Prinsip ini harus diselesaikan dan dicapai untuk bisa mendapatkan nilai tambah, yang diharapkan. Pengemasan untuk produk baru, harus dipikirkan dan dianalisa sedini mungkin adalah terbaik pada tahap mendesain produk yang akan dipasarkan. Bahkan sering kali, proses pemikiran tentang pengemasan, termasuk kreasi atau type baru bahan kemasan, dianggap sebagai masalah yang terpisah dari proses produksi. Hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat, dan seharusnya masalah pengemasan tersebut, harus diintegrasikan dalam proses produksi dan kegiatan lainnya termasuk pemasaran, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam kegiatan bisnis.
Banyak contoh terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat cara berpikir yang demikian tersebut. Salah satu contoh dapat kami kemukakan dalam penempatan salah satu cairan pestisida untuk pertanian untuk keperluan pertanian. Kebetulan bahan utama dari produk tersebut bisa dilarutkan pada beberapa solven dan tentunya pilihan utama jatuh pada pelarut yang termurah, dalam hal ini kemudian bahan kemasannya dipilih, dan pilihannya jatuh pada kemasan kaleng, karena kemasan ini cukup kuat, dan dapat diangkut pada jarak jauh, dan tidak kuatir rusak. Kemudian ditemukan banyak komplain, bahwa produk tersebut menyebabkan karatan pada kaleng, dan menimbulkan masalah pada pelanggan.
Oleh karena produk tersebut juga bersifat racun, sedangkan jalan yang dilalui produk tersebut dalam pengangkutan agak jelek, penggunaan wadah dari gelas cukup punya risiko, dan disarankan untuk menggunakan kemasan dari plastik. Kemudian ditemukan bahwa beberapa plastik tertentu tidak kompatibel dengan solven yang digunakan, karena akan terjadi peresapan dari solven terhadap plastik, hingga terjadi kebocoran. Perlu dicari plastik yang tahan terhadap peresapan solven tentunya dengan harga yang optimal.
Terlihat di sini bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, persoalan pengemasan harus direncanakan sejak awal kegiatan dalam konteks yang berbeda bisa diambil contoh tentang alat listrik dan mekanik yang sering kali memberikan kesulitan pada packaging-desainer untuk merancang bahan kemasannya tetapi bila perencanaan pengemasan sudah dipikirkan sejak awal
yaitu pada saat rancang bangun, dengan demikian penempatan produk bisa disesuaikan dan bahan kemasan yang diperlukan menjadi sederhana, murah dan memuaskan.
Bila merencanakan untuk merubah kemasan yang ada dan mengembangkan ke arah kemasan yang baru semua aspek dari produksi harus ditinjau dan diadaptasikan semua kebutuhan pada kemasan baru tersebut. Proses produksi harus dipelajari secara keseluruhan dari semua hal yang kritis perlu diperhatikan agar tidak terjadi hambatan termasuk yang perlu mendapat perhatian adalah jalur pekerjaan layout, work fl ow, dan metoda pekerjaan.
Informasi yang diperoleh dibandingkan dengan keperluan hasil dari analisa yang dikoordinasikan adalah esensial untuk menyederhanakan proses produksi, pemilihan bahan kemasan dan over wrap ataupun merubah type bahan baku yang digunakan dalam kemasan.
Meskipun masalah kemasan harus dianggap sebagai hal yang penting tetapi harus diingat bahwa produsen bukanlah untuk menjual kemasan, meskipun sektor pengemasan tersebut adalah penting tetapi akan menambah biaya pada produksi dan sebaiknya semurah mungkin dan sesederhana mungkin. Pengemasan yang berlebihan agar dihindari dan sebaliknya pengemasan yang tidak memenuhi syarat tidak juga diharapkan, semua data dan fakta yang penting dan tersedia, harus diperhatikan sebelum kemasan yang efektif didesain, dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu dimasukkan dalam perhitungan terutama:
  1. Fakta tentang produk,
  2. Fakta tentang cara distribusi,
  3. Pemikiran tentang pemasaran.
Fakta mengenai produk, termasuk hal yang berpengaruh terhadap kestabilan produk dan cara proteksi yang diperlukan, agar tidak terjadi kerusakan produk dalam konteks kerusakan produk, termasuk di dalamnya kerusakan yang diakibatkan uap air, gas oksigen, karena sifatnya yang merusak akan menentukan proteksi yang diperlukan, selanjutnya yang juga berpengaruh adalah bentuk fisik dari produk gas, liquid, padat, dan sifat yang korosif, mudah menguap atau secara kimia aktif dalam kondisi tertentu akan bersenyawa dengan produk lain.
Aspek pemasaran perlu diperhatikan juga, bagaimana unit dari sale sedang untuk consumer goods dan engineering item, berat dari produk mendapat perhatian. Faktor tentang metode distribusi harus dikaitkan tentang hambatan yang kemungkinan akan ditemukan pada setiap tahap dari perjalanan produk dari pabrik sampai kepada konsumen terakhir.
Sebagai tambahan perlu diperhatikan hambatan dalam distribusi dan agar perhatian harus ditekankan pada keperluan pada setiap tahap misalnya apakah produk tersebut diatur dalam palet atau akan diatur secara bertumpuk baik dalam gudang maupun dalam transportasi.
Faktor pemasaran, termasuk di dalamnya citra yang bisa diberikan oleh produk, type dari penjualan eceran, harga dari produk secara keseluruhan yang diharapkan bisa dijual, faktor lainnya adalah, identifi kasi produk, cara pemakaian dan pack desain dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Kemasan harus dapat menjual apa yang diproteksinya dan harus
memproteksi apa yang akan dijual.
b. Kemasan mencakup:
- Proteksi terhadap produk,
- Biaya minimum secara menyeluruh,
- Sales appeal.
c. Kemasan yang efektif harus mencakup:
- Produk,
- Distribusi,
- Aspek pemasaran.
Dari uraian di atas terlihat adanya tekanan dari beberapa aspek dan kepentingan terhadap kemasan hal tersebut merupakan prinsip umum yang perlu ditaati. Selanjutnya, perlu didalami lagi apa yang dapat dicapai melalui pengemasan yang efektif.

• Fungsi Penyatu
Fungsi dari bahan kemasan secara prinsip adalah mewakili produk tetapi bila ditinjau dari aspek lain bisa berfungsi lain misal seorang anak membeli kembang gula dari warung, kemudian diwadahi dalam kantong plastik maka peran kantong tersebut tidak hanya mewadahi tetapi sekaligus menyatakan produk tersebut, dengan berkembangnya swalayan kebutuhan unti sale ini meningkat. Pelanggan bisa mengambil produk yang diinginkan tanpa bantuan pelayan sesuai unit yang diinginkan.

• Kompatibilitas
Kemasan ini bisa kompatible dengan produk, ada dua faktor yang harus diwaspadai ialah pengaruh bahan kemasan terhadap produk dan pengaruh produk terhadap bahan kemasan. Banyak contoh yang dapat diberikan tentang terjadinya interaksi tersebut.
Misalnya adalah pemilihan kemasan untuk produk yang korosive seperti asam mineral, bila kemasan dari logam yang dipakai maka produk tersebut akan merusak kemasan, dan terjadi kebocoran, sekarang produk dalam kemasan dari plastik, contoh lain dapat diberikan pada pengemasan food stuff seperti buah dalam kaleng dan daging yang dikalengkan, bila buah seperti cherry diwadahi dalam tinplate biasa maka tin akan mereduksi warna dalam cherry menjadi tidak berwarna.
Penambahan laquer ke dalam kemasan kaleng akan dapat mengatasi keadaan ini dalam kasus daging dalam kaleng, keadaannya berbeda. Belerang yang terdapat dalam daging, dapat menghitamkan produk tersebut, sedang penambahan laquer yang normal, tidak cukup mengatasi keadaan ini.
Laquer yang khusus dari Zink Oxide digunakan dan belerang yang terdapat dalam produk bereaksi dengan zink oxide, dan terbentuk zink sulphida yang berwarna putih.

• Penyimpanan
Bila memerhatikan prinsip bahwa kemasan harus bisa menyimpan produk tetapi dengan mengantisipasi faktor waktu, kemasan harus bisa menambah kestabilan dari produk pada batas kedaluarsa yang dibutuhkan dan daya penyimpan dari kemasan terhadap produk harus diartikan fi sik maupun kimia, pengertiannya pada batas waktu yang dibutuhkan, kemasan tersebut tahan terhadap guncangan mekanis, static loads selama dalam penimbunan dan pengaruh iklim. Bila kemasan tersebut adalah returnable atau memiliki nilai penggunaan kembali maka faktor ketahanan penyimpan adalah penting.
Produk yang mudah rusak dan alat engineering yang berat perlu dijaga dari kemungkinan bergerak di dalam kemasan. Kelihatannya crate dari kayu yang kukuh pun dengan bantuan bantalan yang lunak terkadang masih bisa merusakkan alat elektronik karena akibat goncangan yang tidak dapat dihindarkan.
Gerakan dari alat berat yang berada dalam kemasan tidak akan menyebabkan kerusakan kepada produk itu sendiri, tetapi produk yang sekitarnya akan mengalami akibatnya.
Penjagaan terhadap gerakan sesuatu produk secara keseluruhan, bisa dilaksanakan dengan menghindarkan gerakan di dalam produk tersebut. Alat ukur yang mempunyai drum type atau sirkuler chart dengan marking pen sebaiknya dilepas dan dikemas tersendiri.

• Pemisahan
Pemisahan adalah tindakan penjagaan atas terjadinya gerakan di dalam kemasan, agar produk tidak rusak. Contoh yang mudah adalah mengemas 12 botol dalam karton box. Jika botol tersebut tidak dipisahkan satu sama lain, akan lebih mudah pecah. Penggunaan pemisah yang tepat atau efektif menghindarkan botol tersebut, dan setiap guncangan akan terkena pada bagian yang paling kuat dari produk.

• Clearance
Cara lain untuk mendapatkan proteksi terhadap produk ialah mengusahakan adanya clearance antara produk dengan sisi maupun ujung dari kemasan, dengan cara ini kemasan akan menahan tekanan dari luar dan tidak meneruskan kepada produk. Untuk material clearance biasanya digunakan potongan kertas, sebuk gergaji ataupun potongan expanded polystyrene, cara ini tepatnya agak murah, dan tidak selalu dapat diaplikasikan. Berat, bentuk, dan sifat fragility dari produk merupakan faktor yang menentukan cara proteksi yang bisa diterapkan. Dalam menerapkan cara ini perlu hati-hati jangan sampai menempatkan produk terlalu dekat dengan sisi dari kemasan.

• Positioning
Hendaknya menempatkan produk dalam posisi yang tetap, sebagai contoh penempatan mainan anak-anak, jangan sampai terjadi kerusakan pada produk. Positioning bisa dibantu dengan elastic dan atau benang dan tempatkan secara ketat mengukuti bentuk kemasan.

• Support
Kemasan harus bisa memberikan support pada produk yang dikemas, peralatan yang fragile bila ditempatkan secara statis tidak ada masalah tetapi memerlukan support dalam transit.

• Distribusi Berat
Produk yang dikemas seyogyanya beratnya diatur secara merata sebagai aspek dari conditioning alasannya untuk mendistribusikan berat secara baik dengan tujuan untuk memudahkan handling.

• On Abrasi
Proses abrasi adalah kegiatan negatife namun demikian tetap perlu diperhatikan cara untuk menghindarkan abrasi tergantung dari pemakaian produk yang akan dikemas, salah satu cara ialah melapisi produk yang akan dikemas dengan polietilen atau kertas, efi siensi dari suatu kemasan untuk bisa menyimpan produk dengan baik adalah tergantung daripada penutupnya. harus bisa dibedakan antara single use container dan multiple use container. Penutup kembali suatu kemasan, harus didesain dengan baik agar tidak sulit menutupnya. kemas fl exible seperti sachet, pouches dan bag dapat ditutup kembali dengan penutup khusus.
Ekspor tradisional dari negara Asia yang tadinya dalam bulk akan beralih ke retail pack, berarti kebutuhan pengembangan keterampilan teknis dan pengetahuan dalam pengemasan untuk daerah perlu dipercepat, salah satu yang perlu mendapat perhatian di dalam pengemasan adalah peran mesin pengemasan, baik yang sederhana maupun yang canggih, pemakai mesin lebih memprioritaskan pada hal-hal sebagai berikut.
- Dapat diandalkan
- Otomasi
- Flexibilitas (mudah merubah operasi, sesuai kebutuhan)
- Mudah dioperasikan
- Mudah dirawat
Meskipun pengembangan mesin-mesin dengan kecepatan tinggi terus berlanjut, tetapi untuk wilayah Asia, mesin dengan kecepatan lambat dan lebih dapat diandalkan dengan peralatan sederhana, masihmendapat prioritas terutama untuk industri kecil dan menengah. Mesin yang berskala besar akan makin menjadi terpadu, pengemasan pengisian/penutupan bila dikerjakan pada mesin yang sama, di bidang percetakan perkembangan baru terutama pada material dari lembaran cetak yang menggunakan infrared dan ultraviolet untuk memudahkan pengeringan tinta, cara aplikasi aseptic meningkat tidak hanya pada susu tetapi juga pada sari buah. Kemasan vacuum dan pemakaian gas akan meningkat di bidang pengemasan. Penggunaan radiasi microwave dalam melaksanakan sterilisasi sebagai alternatif dari pemakaian proses panas tradisional.
Penggunaan plastik terutama polyetilene untuk pengemasan buah dan sayuran cukup meningkat. Rasionalisasi di bidang transportation turut berpengaruh terhadap teknik pengemasan, terutama dengan adanya unitisied load dan container dalam angkutan produk.
Beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam perkembangan pengemasan dan kemasan dewasa ini adalah:
  • Material dengan bahan dasar petrokimia, akan mendapat peran padaperkembangan bahan kemasan, trend tersebut telah berkembangpada beberapa tahun terakhir, dan masih terus berlanjut untuk tahun-tahun yang akan datang. Umumnya perusahaan pengemasan telahmengembangkan teknik pengemasan termasuk di sector plastik.
  • Produksi dari aseptic produk untuk masa mendatang akan mengurangikebutuhan ruang pendingin serta peralatannya. Kemasan asepticperkembangannya perlu mendapat perhatian untuk masa mendatang,keberhasilan produk kemasan akan ditentukan oleh pandangankonsumen terhadap produk ini, termasuk kemampuan dan edukasidalam penggunaan teknik dan produk tersebut.
  • Peningkatan penggunaan wadah plastik dalam menggantikan glassperlu mendapat perhatian.
  • Kemasan fl eksibel aplikasinya akan meningkat, terutama pemanfaatan multilayer fi lm.
  • Usaha mereduksi biaya pengemasan, ditingkat melalui fungsi bahandan tidak dengan menggunakan material yang murah.
Kita juga harus meneliti produk dan mengumpulkan sifat-sifat darinya, kita juga harus meneliti gangguan-gangguan pada jalur distribusi dan akibat yang bisa timbul baik pada produk dan kemasannya termasuk hal-hal yang diperlukan dalam pemasaran dan cara penjualan produk tersebut. Faktor-faktor dan pemikiran tersebut adalah yang ada pada daftar berikut ini:

4. Product Assesment

a. Bentuk Fisik
• Gas
• Padat atau cair
• Cairan kental atau encer
• Pasta
• Bubuk
• Granul
• Tablet atau kapsul
• Blok padat
b. Alamiah
• Mudah berkarat
• Beracun
• Mudah terbakar
• Berbau
• Mudah basi
• Lengket
• Mudah pecah/getas
• Kasar
• Mudah tergores
c. Kerusakan bisa terjadi karena:
• Bantingan mekanis.
• Getaran
• Gesekan
• Perubahan suhu
• Perubahan kelembapan, oksigen, bau, cahaya, kerusakan
• Ketidakcocokan material, hama tikus, serangga

5. Kerawanan dalam jalur distribusi
a. Kerawanan mekanisme
  • Jatuh : Posisi, ketinggian, jenis lantai
  • Benturan : Dengan kemasan yang sama dan serupa, samabahan, beda bahan. Dengan dinding kendaraan, dok dsb.
  • Getaran : Dengan atau tanpa beban tumpuk
  • Tekanan : Pada penumpukan, ikat jaring, dsb.
b. Kerawanan cuaca
  • Kebasahan : Air hujan, uap air laut, kondensasi
  • Kelembapan : Kehilangan atau penambahan kelembapan
  • Karat
  • Perubahan fi sik
  • Suhu : Menyebabkan cair/mencair
  • Pemisahan emulsi
  • Menjadi getas
  • Kerusakan fi sik
6. Kemasan kardus
Kemasan untuk produk, selain berupa kemasan per satuan juga ada kemasan paket semacam kardus. Kita tidak boleh melewatkan kemasan kardus ini dari perhatian. Walaupun konsumen secara langsung tidak melihat kardusnya, tapi saat pengiriman atau bila kardus tersebut digunakan penjual untuk display produk-produk kita, maka sebuah kardus akan sangat efektif digunakan sebagai media pemasaran, seyogyanya dalam kardus hendaknya beberapa hal sebagaimana tersebut di bawah ini.
a. Identitas Produk
Identitas produk seyogyanya dicetak pada keempat sisi kardus dengan huruf yang jelas dengan ukuran tinggi sekurang-kurangnya 2,50 cm. Identitas ini dapat pula ditambahkan pada sebagian dari tutup kardus, sedangkan bagian lain dari tutup kardus dibiarkan kosong sebagai persediaan tempat bagi alamat yang dituju maupun data pengiriman yang lain.
b. Jumlah atau ukuran produk
Jumlah atau ukuran produk dicetak pada sudut kiri atas dari setiap sisi kardus, sedangkan nomor stoknya dituliskan pada sudut kanan atas. Ini berguna untuk mempermudah perhitungan jumlah produk yang kita kemas.
c. Jenis dan nama produk
Jenis dan nama produk yang dikemas sebaiknya dicetak pada bagian tengah keempat sisi kardus. Akan lebih menarik lagi jika huruf yang digunakan berseni namun tetap mudah dibaca. Tentu saja huruf yang digunakan pada produk harus sama dengan yang ada di kardus.
d. Nama dan alamat pabrik
Nama dan alamat pabrik seyogyanya dicantumkan juga. Ini untuk memudahkan distributor baru menemukan mengorder lebih banyak lagi produk.
e. Bahan dan tanggal pembuatan kardus beserta keterangan lainnya
juga perlu dicantumkan. Ini berguna bagi divisi gudang untuk mengecek
lalu lintas barang di gudang.

7. Tata cara pengemasan/pembungkusan produk
Cara mengemas atau membungkus barang dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan pembungkus berupa:
a. Kertas
b. Plastik
c. Karton tipis
d. Karung
e. Kardus
f. Aluminium foil, dan lain-lain
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan lembaran kertas dan plastik datar (flat), kemudian menempatkan barang di atas kertas atau plastik dan melipatnya sesuai dengan keadaan barang, atau menggunakan kertas plastik yang sudah dibuat menjadi kantung, sehingga barang tinggal dimasukkan ke dalam kantung kemudian ditutup dengan menggunakan alat penutup khusus seperi kertas atau plastik berlem, stapler, alat penutup elektronik (electronic sealed tool) dan sebagainya.
Pembungkusan barang-barang itu perlu dilakukan dengan baik dan dengan cara tertentu tergantung jenis barang yang akan dibungkus. Dengan terbungkusnya barang secara rapi maka pembeli tidak akan risi untuk membawanya, alat pembungkus sering kali pula merupakan media promosi, jika pada pembungkus tersebut dicetak nama atau logo perusahaan. Walaupun barang-barang yang dari pabrik atau pemasoknya sudah dibungkus pada saat penjual di toko menyerahkan barangnya pada pembeli sering kali diserahkan dengan pembungkus tambahan berupa kantung plastik atau kantung kertas tebal untuk kemudahan membawa. Pembungkus kedua tidak dapat dikategorikan sebagai pengepakan tetapi disebut juga kemas akhir.

a. Pengepakan Barang Dagangan
Membungkus barang mungkin karena berarti akhir dari pekerjaan pelayanan dalam rangka penyerahan barang kepada pembeli. Jika barang-barang yang dibeli oleh pelanggan/konsumen sedemikian banyaknya.
Sering kali mengharuskan pihak penjual untuk melayani pengepakan (packing) barang sebelum diserahkan atau dikirimkan kepada pembeli. Mengemas atau mengepak barang ditujukan sebagai usaha untuk menjaga atau melindungi barang-barang agar tidak berceceran, tidak rusak dan memudahkan cara membawa dan menempatkan pada saat barang itu dibawa sendiri oleh pembeli atau pada saat diangkut dengan kendaraan pengirim barang.
Pengepakan barang dilakukan sesuai dengan jenis barangnya yaitu dengan menggunakan:
• Karton tebal
• Kardus tebal
• Tripleks
• Multipleks
• Papan, dan lain-lain.